Hukum Memakai Parfum Bagi Wanita Muslimah |
Parfum dan wanita merupakan bagian yang tak terpisahkan. Saking pentingnya banyak kaum hawa yang tak percaya diri bila tidak memakai benda ini. Sekejap saja kita keluar rumah dijalan, di pasar, di tempat keramaian maka akan dengan mudah hidung kita mencium bau yang semerbak dari wewangian parfum. Berbagai macam merek parfum dijual dari harga di bawah sepuluh ribu rupiah sampai ratusan ribu bahkan ada yang mencapai jutaan. Yang menjadi masalah bukannya merek atau harganya.
Sebenarnya boleh nggak sih seorang wanita muslimah keluar dengan memakai parfum? Walaupun hanya setetes saja??
Wajib bagi setiap muslimah mengetahui tentang masalah ini agar nantinya bermanfaat bagi diri kita, apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan garis syariat agama kita, sayang kan kalau ternyata hal ini kita anggap enteng (disepelekan) ternyata merupakan suatu kesalahan besar setelah ditinjau dari kacamata islam sehingga anggapan semacam : “ah itukan hanya setetes saja apa salahnya??”.
Lalu bagaimana sebenarnya Islam memandang masalah wanita yang keluar rumah dengan memakai parfum??? Ada baiknya kita simak penjelasan berikut ini. Semoga bermanfaat.
1. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
”Siapa saja perempuan yang memakai harum-haruman (parfum) maka janganlah ia menghadiri shalat ‘isya’ (di masjid) bersama kami”. {Shahih riwayat Imam Ahmad,Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i dari jalan Abu Hurairah, juga lihat kitab Ash-shahihah hadits no.1094)
2. Dari Abu hurairah : “Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian (parfum) menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : ”Wahai hamba Allah! Apakah kamu hendak ke masjid?” ia menjawab : ”Ya!”. Abu Hurairah kemudian berkata lagi : ”Pulanglah saja, lalu mandilah! Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda : ”Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid”. {Hadits shahih, dikeluarkan oleh Al-Baihaqi (III/133 dan 246) lihat silsilah Hadits Shahihah Syaikh Albani 3/1031)
3. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian keluar ke masjid niscaya tidak diterima shalatnya sehingga ia mandi dahulu (membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut)”. {Shahih riwayat Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah}
Tiga hadits diatas menjelaskan haramnya seorang wanita keluar ke masjid untuk menghadiri shalat ‘isya’ dengan memakai wewangian. Disebutnya shalat isya disini tidak berarti menghadiri shalat-shalat lainnya diperbolehkan. Tentu saja tidak! Karena pada hadits ketiganya menunjukkan keumuman seluruh macam shalat baik shalat fardhu maupun sunnah (seperti shalat tarawih dan shalat hari raya). Disebut shalat ‘isya’ pada hadits no. 1 dan 2 karena fitnahnya lebih besar.
Kita lihat penjelasan Ibnul Malik mengenai hal ini :
”Shalat ‘isya’ itu dikerjakan pada waktu malam hari, dimana kondisi jalanan pada waktu itu sepi dan gelap, sedangkan bau harum itu dapat membangkitkan birahi laki-laki, sehingga kaum wanita tidak bisa aman dari fitnah pada saat-saat seperti itu. Berbeda dengan waktu lainnya seperti Shubuh dan Magrib yang agak terang. Sudah jelas bahwa memakai wewangian itu menghalangi seorang wanita untuk mendatangi masjid secara mutlak” (Jilbab Wanita Muslimah : 143- 144).
Apakah benar hanya ke masjid saja yang dilarang??? Kalau begitu keluar rumah asalkan kita nggak ke masjid sah-sah saja kita memakai minyak wangi?? Pembahasan ini belum lah selesai. Penulis menemukan satu hadits lagi yang patut kita camkan baik-baik karena apabila kita meremehkan bahaya sekali akibatnya.
Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu ‘Anhu dia menceritakan bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda:
“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina/tuna susila”. (Hadits ini hasan shahih diriwayatkan Imam Ahmad (4/414) ,Abu Dawud (4173), Tirmidzi (2786), An-Nasa’i (8/153) ).
Jadi bagi siapa saja wanita muslimah yang memakai parfum ketika keluar rumah akan terkena ancaman ini. Alasan pelarangannya sudah jelas yaitu bahwa hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum laki-laki.
Al-Alamah Al-Mubarakafuri Rahimahullah menjelaskan hadits diatas dengan mengatakan: “Yang demikian itu disebut berzina karena wangi-wangian yang dikenakan wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka. Laki-laki yang melihatnya berarti telah berzina dengan mata dan dengan demikian wanita itu telah melakukan perbuatan dosa“ (30 larangan Wanita 30-31).
Begitu pula dengan Syaikh Albani beliaupun menyampaikan penjelasan hadits diatas (hadits 1,2,3 dan yang terakhir) dengan berkata: “Jika hal itu (memakai wewangian) saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya?? Tidak diragukan lagi bahwa hal ini jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.
Al-Haitsami dalam kitabnya Az-Zawajir (2/37) menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar, meskipun suaminya mengijinkannya. (Jilbab Wanita muslimah 143).
SOLUSI :
Mungkin akan timbul pertanyaan dalam benak kita, kalau memakai parfum haram hukumnya (ketika keluar rumah) lalu bagaimana mengatasi bau badan kita?? Tentunya kita akan malu dan tidak percaya diri berdekatan dengan teman-teman di kampus, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.
Bagaimana ini???
Ukhti- ukhti jangan khawatir sekarang ini banyak produk yang dijual dipasaran untuk mengatasi masalah tersebut. Dari yang berbentuk bubuk sampai yang cair pun dijual bebas. Pilihlah yang tidak memakai wewangian (fragarance free), apalagi kalau ukhti rajin minum jamu maka tidaklah sulit untuk mengatasi masalah “bau badan ini” dengan rajin mandi, minum jamu dan memakai produk khusus untuk mengatasi “bau badan” maka Insya Allah kita akan terhindar dari bau yang tidak menyenangkan itu.
Sehingga kita tidak akan bergantung lagi dengan parfum, bila ukhti dirumah maka Islam tidak melarang seorang wanita muslimah memakainya, kita bebas memakainya asalkan kita yakin parfum itu tidak akan tercium oleh laki-laki yang bukan mahram kita. Jadi kita nggak mau kan terjerumus dalam kesalahan fatal (dosa) hanya karena dari setetes parfum yang kita pakai ketika keluar rumah.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.amin.Sumber : http://aslamiyah.abatasa.com
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari Yahya bin Ja’dah, “Di masa pemerintahan Umar bin Khatab ada seorang perempuan yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di tengah jalan, Umar mencium bau harum dari perempuan tersebut maka Umar pun memukulinya dengan tongkat. Setelah itu beliau berkata,
تخرجن متطيبات فيجد الرجال ريحكن وإنما قلوب الرجال عند أنوفهم اخرجن تفلات
“Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian?! Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian”. (HR. Abdurrazaq dalam al Mushannaf no 8107)
Dari Ibrahim, Umar (bin Khatab) memeriksa shaf shalat jamaah perempuan lalu beliau mencium bau harum dari kepala seorang perempuan. Beliau lantas berkata,
لو أعلم أيتكن هي لفعلت ولفعلت لتطيب إحداكن لزوجها فإذا خرجت لبست أطمار وليدتها
“Seandainya aku tahu siapa di antara kalian yang memakai wewangian niscaya aku akan melakukan tindakan demikian dan demikian. Hendaklah kalian memakai wewangian untuk suaminya. Jika keluar rumah hendaknya memakai kain jelek yang biasa dipakai oleh budak perempuan”. Ibrahim mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa perempuan yang memakai wewangian itu sampai ngompol karena takut (dengan Umar)”. (HR. Abdur Razaq no 8118)
Semoga bermanfaat!!!.
Wallahu waliyyut taufiq.
Parfum dan wanita merupakan bagian yang tak terpisahkan. Saking pentingnya banyak kaum hawa yang tak percaya diri bila tidak memakai benda ini. Sekejap saja kita keluar rumah dijalan, di pasar, di tempat keramaian maka akan dengan mudah hidung kita mencium bau yang semerbak dari wewangian parfum. Berbagai macam merek parfum dijual dari harga di bawah sepuluh ribu rupiah sampai ratusan ribu bahkan ada yang mencapai jutaan. Yang menjadi masalah bukannya merek atau harganya.
Sebenarnya boleh nggak sih seorang wanita muslimah keluar dengan memakai parfum? Walaupun hanya setetes saja??
Wajib bagi setiap muslimah mengetahui tentang masalah ini agar nantinya bermanfaat bagi diri kita, apakah yang kita lakukan sudah sesuai dengan garis syariat agama kita, sayang kan kalau ternyata hal ini kita anggap enteng (disepelekan) ternyata merupakan suatu kesalahan besar setelah ditinjau dari kacamata islam sehingga anggapan semacam : “ah itukan hanya setetes saja apa salahnya??”.
Lalu bagaimana sebenarnya Islam memandang masalah wanita yang keluar rumah dengan memakai parfum??? Ada baiknya kita simak penjelasan berikut ini. Semoga bermanfaat.
1. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
”Siapa saja perempuan yang memakai harum-haruman (parfum) maka janganlah ia menghadiri shalat ‘isya’ (di masjid) bersama kami”. {Shahih riwayat Imam Ahmad,Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i dari jalan Abu Hurairah, juga lihat kitab Ash-shahihah hadits no.1094)
2. Dari Abu hurairah : “Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian (parfum) menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : ”Wahai hamba Allah! Apakah kamu hendak ke masjid?” ia menjawab : ”Ya!”. Abu Hurairah kemudian berkata lagi : ”Pulanglah saja, lalu mandilah! Karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda : ”Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangiannya menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi (baru kemudian shalat ke masjid”. {Hadits shahih, dikeluarkan oleh Al-Baihaqi (III/133 dan 246) lihat silsilah Hadits Shahihah Syaikh Albani 3/1031)
3. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian keluar ke masjid niscaya tidak diterima shalatnya sehingga ia mandi dahulu (membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut)”. {Shahih riwayat Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah}
Tiga hadits diatas menjelaskan haramnya seorang wanita keluar ke masjid untuk menghadiri shalat ‘isya’ dengan memakai wewangian. Disebutnya shalat isya disini tidak berarti menghadiri shalat-shalat lainnya diperbolehkan. Tentu saja tidak! Karena pada hadits ketiganya menunjukkan keumuman seluruh macam shalat baik shalat fardhu maupun sunnah (seperti shalat tarawih dan shalat hari raya). Disebut shalat ‘isya’ pada hadits no. 1 dan 2 karena fitnahnya lebih besar.
Kita lihat penjelasan Ibnul Malik mengenai hal ini :
”Shalat ‘isya’ itu dikerjakan pada waktu malam hari, dimana kondisi jalanan pada waktu itu sepi dan gelap, sedangkan bau harum itu dapat membangkitkan birahi laki-laki, sehingga kaum wanita tidak bisa aman dari fitnah pada saat-saat seperti itu. Berbeda dengan waktu lainnya seperti Shubuh dan Magrib yang agak terang. Sudah jelas bahwa memakai wewangian itu menghalangi seorang wanita untuk mendatangi masjid secara mutlak” (Jilbab Wanita Muslimah : 143- 144).
Apakah benar hanya ke masjid saja yang dilarang??? Kalau begitu keluar rumah asalkan kita nggak ke masjid sah-sah saja kita memakai minyak wangi?? Pembahasan ini belum lah selesai. Penulis menemukan satu hadits lagi yang patut kita camkan baik-baik karena apabila kita meremehkan bahaya sekali akibatnya.
Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu ‘Anhu dia menceritakan bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda:
“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar lalu ia melewati suatu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina/tuna susila”. (Hadits ini hasan shahih diriwayatkan Imam Ahmad (4/414) ,Abu Dawud (4173), Tirmidzi (2786), An-Nasa’i (8/153) ).
Jadi bagi siapa saja wanita muslimah yang memakai parfum ketika keluar rumah akan terkena ancaman ini. Alasan pelarangannya sudah jelas yaitu bahwa hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum laki-laki.
Al-Alamah Al-Mubarakafuri Rahimahullah menjelaskan hadits diatas dengan mengatakan: “Yang demikian itu disebut berzina karena wangi-wangian yang dikenakan wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki dan menarik perhatian mereka. Laki-laki yang melihatnya berarti telah berzina dengan mata dan dengan demikian wanita itu telah melakukan perbuatan dosa“ (30 larangan Wanita 30-31).
Begitu pula dengan Syaikh Albani beliaupun menyampaikan penjelasan hadits diatas (hadits 1,2,3 dan yang terakhir) dengan berkata: “Jika hal itu (memakai wewangian) saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya?? Tidak diragukan lagi bahwa hal ini jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.
Al-Haitsami dalam kitabnya Az-Zawajir (2/37) menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar, meskipun suaminya mengijinkannya. (Jilbab Wanita muslimah 143).
SOLUSI :
Mungkin akan timbul pertanyaan dalam benak kita, kalau memakai parfum haram hukumnya (ketika keluar rumah) lalu bagaimana mengatasi bau badan kita?? Tentunya kita akan malu dan tidak percaya diri berdekatan dengan teman-teman di kampus, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.
Bagaimana ini???
Ukhti- ukhti jangan khawatir sekarang ini banyak produk yang dijual dipasaran untuk mengatasi masalah tersebut. Dari yang berbentuk bubuk sampai yang cair pun dijual bebas. Pilihlah yang tidak memakai wewangian (fragarance free), apalagi kalau ukhti rajin minum jamu maka tidaklah sulit untuk mengatasi masalah “bau badan ini” dengan rajin mandi, minum jamu dan memakai produk khusus untuk mengatasi “bau badan” maka Insya Allah kita akan terhindar dari bau yang tidak menyenangkan itu.
Sehingga kita tidak akan bergantung lagi dengan parfum, bila ukhti dirumah maka Islam tidak melarang seorang wanita muslimah memakainya, kita bebas memakainya asalkan kita yakin parfum itu tidak akan tercium oleh laki-laki yang bukan mahram kita. Jadi kita nggak mau kan terjerumus dalam kesalahan fatal (dosa) hanya karena dari setetes parfum yang kita pakai ketika keluar rumah.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.amin.Sumber : http://aslamiyah.abatasa.com
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari Yahya bin Ja’dah, “Di masa pemerintahan Umar bin Khatab ada seorang perempuan yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di tengah jalan, Umar mencium bau harum dari perempuan tersebut maka Umar pun memukulinya dengan tongkat. Setelah itu beliau berkata,
تخرجن متطيبات فيجد الرجال ريحكن وإنما قلوب الرجال عند أنوفهم اخرجن تفلات
“Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian?! Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian”. (HR. Abdurrazaq dalam al Mushannaf no 8107)
Dari Ibrahim, Umar (bin Khatab) memeriksa shaf shalat jamaah perempuan lalu beliau mencium bau harum dari kepala seorang perempuan. Beliau lantas berkata,
لو أعلم أيتكن هي لفعلت ولفعلت لتطيب إحداكن لزوجها فإذا خرجت لبست أطمار وليدتها
“Seandainya aku tahu siapa di antara kalian yang memakai wewangian niscaya aku akan melakukan tindakan demikian dan demikian. Hendaklah kalian memakai wewangian untuk suaminya. Jika keluar rumah hendaknya memakai kain jelek yang biasa dipakai oleh budak perempuan”. Ibrahim mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa perempuan yang memakai wewangian itu sampai ngompol karena takut (dengan Umar)”. (HR. Abdur Razaq no 8118)
Semoga bermanfaat!!!.
Wallahu waliyyut taufiq.