Kumpulan Syair-Syair Islami (2)


Saat kukunjungi kekasihku, ia berkata kepadaku
“siapakah yang ada dibalik pintu itu?
Kujawab :
“Yang berada dibalik pintu hanyalah aku.”
Ia berkata :
“ Kamu keliru dalam mengartikan cinta karena dalam ungkapanmu kamu pisahkan aku dan kamu.”

Setahun berlalu saat aku kembali kepadanya mengetuk pintu rumahnya dengan lembut
Dia bekata :
 “ Siapa kamu?
Kujawab :
“ Lihat sendiri, masa tidak kenal tetapi aku yakin kalau yang berada dibalik pintu ini tiada lain hanyalah kamu.”
Ia berkata kepadaku:
Sekarang kamu memahami arti cinta dan mengenalnya dengan baik
Untuk itu silahkan masuk wahai belahan jiwaku.”

***


Betapa sering engkau mengeluh dan mengatakan bahwa engkau tidak punya apa-apa padahal 
bumi, langit, dan bintang-bintang disediakan untukmu

Begitu pula lahan pertanian bungga-bunga beraneka warna nan hrum semerbak aromanya dan burung-burung perkutut yang merdu suara kicauannya

Air yang ada disekitarmu berkilau bak perak dan mentari yang ada diatasmu bak emas yang menyala

Suku nomaden di lereng dan puncak bukit membangun kemah kemahnya yang indah dan adakalanya meraka beralih ketempat lain

Dunia dengan segala keindahanya disajikan untukmu maka mengapa engkau bermuram durja

Dunia pun tersenyum maka mengapa engkau tidak ikut tersenyum

Jika engkau bersedih karena kejayaan yang telah berlalu maka mustahil engkau dapat meraihnya kembali dengan menyesalinya

Atau engkau takut tertimpa musibah maka mustahil engkau dapat  mencegahnya karena hanya dengan bermuran durja

Atau engkau telah lalui masa mudamu maka jangan kau lakukan bahwa zaman telah menua karena sesunguhnya zaman tidak menua

Perhatikanlah, 
sampai sekarang masih bermunculan dari bumi berbagai tumbuhan yang sangat indah sehingga seakan0akan berbicara kepadamu
Ilya Abu Madhi

***


Meraka membujuku, tetapi kutolak ajakan meraka
Mereka menakutiku dengan kematian tetapi aku tetap bersikap tegas hingga ditingal sendirian
Meraka menaikanku tetapi aku turun untuk melanjutkan tekadku
Mereka menurunkanku tetapi aku naik meniti jalan kebenaran sendirian
Kuusir kematian yang datang hingga ia berpaling dan kemudian berhasil kuhalau hingga tak berdaya
Padang pasir meratapi keterasinganku seraya berkata :
“ Hai Abu Dzar jangan kamu takut jangan pula berduka cita.”
Kujawab :
“ Tiada yang kutakutkan.”
Keyakinanku senantiasa menyala dan tidak akan pudar selam diriku belum diamsukkan kedalam tanah
Aku telah berjanji setia (untuk tetap tegar) kepada teman dan kekasihku (Muhammad SAW) dan aku telah menimba banyak pelajaran dan cita-citanya
Abu Dzar






Subscribe to receive free email updates: