Sahabat Suara Hati masih ingat anda kapan terakhir marah kepada anak anda? Baru saja, kemarin, dua hari yang lalu, seminggu yang lalu, sebulan, atau mungkin tiga bulan yang lalu. Perlu anda ketahui dalam mendidik anak kita tidak harus mamarahinya karena memang usia anak-anak adalah masa bermain mereka, masa minta diperhatikan, masa keegoisannya. Namun terkadang kita sebagai orang tua menanggapinya secara berlebihan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw : “Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah” (HR Bukahri Muslim).
Menasehati Bukan Memarahi |
Dan berikut ini contoh beberapa fenomena yang dapat membantu kita sebagai orang tua bagaimana mendidik anak mempunyai kesantunan bahkan ketika kita sedang marah:
- Kasus pertama ada seorang ibu setiap kali melihat anaknya bermain tanah dan air yang akan membuat baju anaknya kotor, ia sangat mudah marah dengan cara memukul anak tersebut. Sejenak kemudian redalah amarahnya, sang ibu kemudian menyesali dan menangis lalu meminta maaf kepada anaknya. Namun kejadian seperti itu berulang terjadi tanpa ia mampu menolak dan mengontrol dirinya. Akhirnya dapat satu fakta menarik bahwa sang ibu dulu juga dididik oleh orang tuanya yang selalu marah-marah saat melihat dirinya bermain kotor dengan air dan tanah.
- Ada sebagian anak kurang mampu mengontrol dirinya saat marah karena kita sebagai orang tua selalu menuruti keinginannya dari pada menolaknya. Anak kita juga perlu merasakan pengalaman merasakan diterima permintaanya sebagaimana ia juga perlu merasakan pengalaman ditolak permintaannya. Seorang anak yang ditolak permintaannya akan belajar bagaimana ia mengontrol dirinya pada saat merasa tidak nyaman karena penolakan tersebut. Sebaliknya anak yang sealau dituruti perminyaanya akan selalu menuntut untuk mengikuti permintaanya dan ia tidak siap jika sesuatu ditolak.
- Terkadang kita sebagai orang tua tidak siap melihat anak kita menangis sehingga kita melakukan cara memberikan apa yang diminta atau malah membentaknya supaya cepat diam. Padahal menangis bagi manusia adalah jenis pengungkapan emosi yang paling sehat. Seorang yang mendapat kesedihan yang luar biasa atau kegembiraan yang luar biasa maka dengan cara menangis akan mengurangi beban bahkan bisa hilang setelah menangis.
- Ada juga beberapa anak mengungkapkan emosinya dengan cara menyakiti dirinya baik dengan cara membenturkan kepalanya, mengigit jari, atau melemparkan sesuatu. Perilaku ini biasanya dipicu dari sikap otoriter dan keras orang tua dalam menghadapi rasa marah dan emosi anaknya. Disinilah diperlukan sikap bijak dan lembut dari orang tua dalam menghadapi kemarahan dan emosi anak kita.
Jika anda berbicara pada anak, bersikaplah anda seperti seorang anak-anak yang sedang berbicara pada temannya
Sahabat Suara Hati, setiap anak memiliki karakter sendiri dalam mengekpresikan kemarahannya, oleh sebab itu kita sebagai orang tua juga perlu tanggap dan memahami cara menanggani anak secara santun ketika ia marah. Jangan ketika anak marah dan emosi kita juga menangapinya dengan emosi karena anak akan meniru perilaku kita.
Semoga Bermanfaat...